Friday, 6 January 2017

Langkah-Langkah dan Strategi Preservasi Dokumen atau Naskah Kuno

Naskah kuno merupakan dokumen dalam berbagai bentuk apapun, baik ditulis tangan maupun diketik yang pada umumnya masih dalam bentuk lembaran atau belum dicetak (dijadikan buku) dan telah berumur berpuluh-puluh tahun. Naskah kuno atau dokumen kuno tentu menyimpan banyak informasi yang berharga baik ditinjau dari sejarah maupun yang berasal dari informasi pada naskah tersebut.
           
            Naskah kuno yang telah berusia berpuluh-puluh tahun, misal saja dokumen yang telah berusia 50 tahun. Jika disimpan lama-kelamaan akan mengalami kerusakan bahkan hingga isi dari dokumen tersebut tidak bisa dibaca lagi. Untuk mengatasi hal tersebut maka dilakukanlah preservasi naskah. Dimana tujuan dari preservasi naskah adalah untuk memelihara dan mengawetkan fisik maupun teks dari naskah tersebut.

            Pendekatan dalam mengkaji warisan kebudayaan sastra yang tertuang dalam naskah:
A.     Filologi
Filologi ilmu yang mempelajari naskah-naskah lama untuk menetapkan keasliannya, bentuknya semuala, makna isinya, serta konteks penulisannya.
B.      Kodikologi
Kodikologi adalah ilmu mengenai naskah-naskah dan digunakan untuk melakukan preservasi fisik naskah.

            Ada beberapa cara untuk memelihara dan mengawetkan naskah kuno tersebut. Berikut penjelasannya:

1.     Pelestarian Fisik Naskah

Pelestarian fisik naskah lebih ditujukan pada pemiliharaan agar bentuk fisik naskah tetap uth dan awet sehingga tidak rusak dan bisa tahan lama. Caranya adalah:

a.     Konservasi
Konservasi dilakukan denagan tujuan memperpanjang usia naskah. Konservasi dapat dilakukan dengan cara pertama difumigasi minimal satu kali setahun. Kedua, disimpan dalam ruangan khusus dengan suhu kurang lebih 16 C selama 24 jam dengan kelembaban udara 50-55%.
Cara lainnya ialah: Naskah kuno atau manuskrip mengandung kadar asam yang berasal dari tinta yang digunakan. Tinta yang digunakan pada manuskrip terbuat dari karbon, biasanya jelaga yang dicampur dengan gum arabic. Tinta ini menghasilkan gambar yang sangat stabil. Agar kondisinya tetap baik, keasaman yang terkandung dalam naskah tersebut harus dihilangkan. Setelah keasamannya hilang, manuskrip dibungkus dengan kertas khusus, lalu disimpan dalam kotak karton bebas asam. Ini merupakan salah satu cara melakukan konservasi terhadap manuskrip.

b.     Restorasi
Selanjutnya setelah melalui tahap konservasi, maka lakukan tahap restorasi. Restorasi ialah mengembalikan keutuhan kertas serta jilidannya dengan tujuan naskah tersebut bisa disimpan dan bertahan lebih lama. Dalam melakukan restorasi, sebaiknya harus melihat keadaan manuskrip tersebut. Sebab setiap kerusakan fisik perlu ditangani dengan cara yang berbeda. Hal ini penting karena manuskrip yang rusak bisa saja berbeda dan bermacam-maca, tergantung sebab dan jenis kerusakan.
Langkah-langkah melakukan restorasi naskah kuno antara lain:
·         Membersihkan dan melakukan fumigasi.
·         Melapisi dengan kertas khusus (doorslagh) pada lembaran naskah yang rentan.
·         Memperbaiki lembaran naskah yang rusak dengan bahan arsip.
·         Menempatkan di dalam temapat/lemari yang aman.
·         Menempatkan pada ruangan ber-AC dengan suhu udara teratur.

2.     Pelestarian Teks dalam Naskah

Pelestarian teks dalam naskah merupakan suatu upaya melestarikan teks-teks yang terkandung di dalamnya melalui pembuatan salinan (backup data) ke dalam media lain, sehingga isi teks naskah kuno atau dokumen kuno tersebut tetap bisa dilestarikan dan dipertahankan meskipun naskah fisik rusak, musnah akibat bencana alam atau terbakar. Cara yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:

a.     Digitalisasi
Digitalisasi naskah atau dokumen dapat menggunakan dua jenis alat kamera dan mesin scanner.
Digitalisasi dengan kamera, perlengkapan yang diperlukan adalah:
            Kamera
kamera reflex dengan lensa tunggal (DSLR/ Digital Single Lens Reflex). Kamera DSLR tersebut harus:
·         Memiliki resolusi  terendah 5.1 megapixel.
·         Mampu menghasilkan foto dalam format RAW, yakni format foto mentah yang menyerap semua karakter objek foto seperti warna, cahaya, dan tulisan. Sebuah foto dalam format RAW  perlu diolah dan dikonversi menjadi format JPEG (Joint Photographic Expert Group) atau TIFF (Tagged Image File Format).
·         Memiliki fitur remote live view shooting yang memudahkan pengambilan gambar melalui komputer, PC atau laptop.
Tripod
            Alat yang berkaki tiga yang berfungsi untuk menahan beban kamera agar bisa melakukan perekaman tanpa dipegang oleh pemilik atau pemakainya sehingga kamera tidak bergerak serta menghasilkan foto yang stabil dan bagus.

            Lampu untuk pencahayaan
            Melakukan digitalisasi dengan menggunakan kamera, harus menggunakan pencahayaan yang stabil. Untuk itu digunakan lampu yang dipasang menyesuaikan posisi naskah dan usahakan untuk tidak membuat munculnya bayanagan naskah. Pada proses ini dianjurkan menggunakan lampu studio (studio lighting) agar mendapatkan hasil yang maksimal.

            Satu set komputer atau laptop beserta software
            spesifikasi komputer untuk digitalisasi naskah kuno ialah:
·         Menggunakan prosesor dengan kecepatan yang maksimal.  Kecepatan diperlukan ketika proses konversi puluhan ribu file foto RAW ke TIFF atau JPEG.
·         Jika menggunakan PC sebaiknya menggunakan layar datar (LCD) agar kerja menjadi lebih efisien.
·         Lengkapi komputer dengan software yang disediakan oleh perangkat kamera.

Harddisk
Harddisk digunakan untuk menyimpan file-file foto yang dihasilkan.

Second battery
Sediakan baterai cadangan untuk kamera agar tidak terjadi gangguan ketika baterai habis.

Kabel ekstension
Kabel ekstention digunakan untuk menggubakan berbagai alat elektonik secara bersamaan, seperti laptop atau komputer, battery charger dan lainnya.

Compact flash (CF) dan card reader
alat penyimpanan manual jika pengambilan foto dilakukan secara manual dan card reader untuk memindahakan data ke harddisk.

Kain latar
Kain latar digunakan untuk menghilangkan fokus objek di sekeliling naskah yang akan difoto sehingga objek (naskah) tampak jelas. Untuk hasil yang maksimal gunakan kain latar yang berwarna gelap dan tidak mengkilap. Kemudian lakukan pemotretan di ruang terbuka.
Kaca
Gunakan  kaca untuk menghasilkan foto dengan permukaan yang datar. Setiap halaman naskah ditindih menggunakan kaca polos yang berukuran lebih besar dari naskah sehingga bisa menutupi halaman naskah yang kan difoto. Kaca yang digunakan sebaiknya kaca khusus museum yang tidak memiliki efek pantul.

Colour checker dan penggaris
Colour checker adalah alat yang digunakan untuk mengukur akurasi, kualitas, konsistensi warna objek yang dihasilkan. Colour checker digunakan untuk mengatur standar pencahayaan yang kurang alami. Penggaris digunakan untuk mengukur ukuran naskah yang difoto.

Pengganjal penyeimbang
Pengganjal ini digunakan untuk menyeimbangi sisi salah satu naskah sehingga tetap rata ketika memotret sebuah naskah yang tebal. Biasanya pengganjal yang digunakan berupa busa atau benda yang cukup elastis sehingga dapat mengikuti keseimbangan ketebalan naskah.

Kuas
Kuas digunakan untuk membersihkan atau menyapu naskah yang rusak sehingga naskah menjadi lebih bersih dan terlihat jelas. Terutama untuk membersihkan debu-debu yang menempel pada naskah.

Masker
Untuk menghindari debu yang berhambuaran saat membersihkan naskah gunakanlah masker.

Lembar isian metadata
Dalam setiap aktivitas digitalisasi naskah harus selalu disediakan lembar isian metadat atau borang yang harus diisi seiring denagan kegiatan pengambilan gambar.

Cakram padat atau DVD
Cakram dan DVD digunakan untuk keperluan penggandaan foto hasil digitalisasi.

Scanner
Hasil pendigitalisasi dengan menggunakan scanner berupa gambar denganformat yang biasnya adalah JPEG. Kemudian dengan perangkat lunak tertentu untuk di-edit. Cara kerja scanner:
1.      Penekana tombol mouse dari komputer menggerakkan pengendali kecepatan pada mesin scanner. Mesin yang terletak dalam scanner tersebut mengendalikan proses pengiriman ke unit scanning.
2.      Kemudian unit scanning menempatkan proses pengiriman ke tempat atau jalur yang sesuai untuk langsung memulai scanning.
3.      Nyala lampu yang terlihat pada scanner menandakan bahwa kegiatan scanning sudah mulai dilakukan.
4.      Setelah nyala lampu sudah tidak ada, itu tandanya proses scan sudah selesai dan hasilnya dapat dilihat pada layar monitor.
5.      Apabila hasil atau tampilan teks/gambar ingin dirubah, kita dapat merubahnya dengan menggunakan software-software aplikasi yang ada. Misalnya denagn photoshop, adobe dan pot scanned.

Pada proses pendigitalisasi dilakukan juga proses pendiskripsian naskah, salah satunya pendiskripsian fisik naskah dalam kodikologi. Tujuannya adalah untuk membuat katalog, namun tidak hanya fisik naskah saja tapi juga isi naskah.

b.     Disalin ulang
Cara dengan menyalin ulang naskah data agar bisa bertahan lebih lama dapat dilakukan dengan menyalin kembali semua data pada naskah kuno atau informasi yang ada ke dalam naskah baru yang lebih bagus. Dengan cara ini informasi tetap bisa dilestarikan meskipun dalam bentuk copy-an atau bukan data asli.

c.      Dialih aksarakan
Informasi yang ada pada naskah dialihkan aksaranya ke dalam bahasa yang mudah dimengerti oleh orang umum. Misal dari aksara arab atau jawa.

d.     Diterjemahkan
Penerjemahan dilakukan agar informasi dapat dipahami dan dimengerti oleh orang umum.

Contoh yang saya ambil:
Preservasi dan Nonservasi Naskah Kuno di Perpustakaan Kraton Yogyakarta

Perpustakaan yang diambil sebagai contoh, dari 4 perpustakaan yang ada di Kraton Yogyakarta adlah perpustakaan Kawedanan Ageng Punakawanan Widya Budaya atau lebih dikenal dengan Perpustakaan Widya Budaya. Di dalam perpustakaan ini tersimpan banyak sekali naskah-naskah kuno yang merupakan warisan sejarah dan warisan budya. Naskah-naskah tersebut sudah sanagt tua dan kebanyakan dari masa sesudah HB III.  Untuk melestarikan naskah-naskah kuno tersebut maka dilakukan preservasi dan konservasi di lokasi objek kajian. Hal ini juga dilakukan dengan bekerja sama denagna lembaga lain, laboratorium preservasi dan pengunjung serta staff yang bekerja di perpustakaan.
Caranya adalah sebagai berikut:
Memberikan peraturan kepada pengunjung perpustakaan
·         Setiap pengunjung harus memperlakukan naskah/manuskrip dengan baik dan hati-hati agar naskah terjaga keaslian dan keutuhannya.
·         Setiap pengunjung harus membersihkan dan mengeringkan tangan sebelum memegang naskah/manuskrip sendiri, terutama ketika tanagn kotor atau berkeringat.
·         Pengunjung tidak boleh mengambil naskah/manuskrip sendiri, melainkan diambilkan oleh petugas perpustkaan.
·         Setiap pengunjung hanya boleh membaca satu naskah dalam satu waktu. Membaca naskah yang lain diperbolekan dengan syarat naskah yang sebelumnya telah dikembalikan.
·         Supaya kondisi naskah dan penjilidannya tetap terjaga dengan baik, ketika membuka dan membaca naskah sebaiknya diberi alas bantal.
·         Gunkan bookmark (pembatas buku) dari kertas dan bukan dari besi atau kulit karena cenderung akan mengotori naskah dan dapat merusaka naskah.
·         Jangan menggunakan pulpen dekat dengan naskah suapaya naskah aman dari coretan tinta secara tidak sengaja.
·         Jangan menempelkan atau meletakkna alat tulis atau barang-barang yang dapat mengotori atau membuat kerusakan pada naskah. Seperti stiker, meltakakn makanan dan minuman.
·         Mengembalikan naskah yang selesai dibaca pada tempatnya atau dikembalikan oleh petugas.


Preservasi dan konservasi di perpustakaan Widya Budaya dilakukan dengan kerja sama antara Universitas Leipzig Jerman denagan pihak Kraton Yogyakarta. Saat ini telah dilakukan digitalisasi terhadap 273 naskah kuno. Hasil digitalisasi disimpan di harddisk, di simpan di Perpustakaan Widya Budaya dan disimpan Sultan. Demi keamanan data, satu kopian data disimpan tempat terpisah untuk mengantispasi terjadinya bencana alam.


Dengan cara-cara yang telah dijelskan diatas, informasi pada naskah kuno atau naskah kuno dalam bentuk fisik bisa bertahan lebih lama.


Sumber:

http://sarifconan.blogspot.com

No comments:

Post a Comment

Tahun yang Menantang dan Penuh Perjuangan

 30 Desember 2020, Seperti tahun sebelumnya, ku sempatkan menulis cerita singkat mengenai perjalanan hidupku sepanjang tahun tersebut. Tahun...