1.
Awal
kemunculan
Kemauan publik ditulis
oleh para teoritis Yunani, meskipun mereka tidak secara spesifik menggunakan
istilah opini publik. Kalimat dan gagasan tertentu dalam kosakata politik
Romawi kuno dan dalam tulisan abad pertengahan mengandung kemiripan dengan
konsep opini publik modern. Orang Raomawi menciptakan istilah vox populi, vox dei “suara rakyat adalah suara Tuhan”.
Public relation telah
dipakai sejak berabad-abad lalu di Inggris, dimana raja menunjuk Lords
Chancellor sebagai “Keepers of the King’s Conscience.” Bahkan raja juga mengakui perlunya pihak ketiga untuk
menfasilitasi komunikasi dan penyesuaian antara pemerintah dan rakyat. Begitu
juga dengan kalangan gereja, pedagang dan seniman.
2.
Asal
usul di Amerika
Public relation muncul
di Amerika pada masa Revolusi Amerika serikat ketika itu terjadi perebutan
kekuasaan antara rakyat dengan kelompok kaya Tories. Upaya selanjutnya untuk
meraih dukungan masyarakat terjadi saat pecah konflik antara kepentingan orang
kaya yang dipimpin oleh Hamilton dan gerakan petani miskin yang dipimpin oleh
Jefferson, pada pertikaian antara pemimpin petani Jackson dengan kekuatan
finansial yang dipimpin oleh Nicholas Biddle, dan pada saat perang sipil.
a.
Sebelum revolusi
Dalam
mengumpulkan dana, mendukung pandangan, mengabarkan kerja sama perdagangan,
menjual tanah, dan membangun ketokohan di Amerika serikat telah menggunakan
publisitas sejak penyelesaian masalah East Coast pada abad ke-17. Kemungkinan,
usaha tematik pertama untuk mengumpulkan dana di benua Amerika disponsori oleh
Harvard College pada 1641, ketika institusi yang masih baru ini mengirimkan
tiga utusan ke Inggris dalam “misi permohonan.” Setibanya di Inggris, mereka
memberi tahu Harvard bahwa mereka butuh brosur untuk pengumpulan dana, yang
kini menjadi item standar dalam pengumpulan dana. Sebagai respons terhadap
permintaan tersebut, muncul New England’s First Fruits, yang ditulis di
Massachusetts tetapi dicetak di London pada 1643. Ini adalah pamflet dan brosur
pertama di bidang PR.
b.
Masa kemerdekaan
Alat
dan teknik PR telah lama menjadi senjata politik. Kampanye terus dilakukan pada
Perang Revolusioner dan oleh Samuel Adams serta pengikutnya, kampanye ini
dilakukan untuk membentuk dan menggerakkan opini publik. Tokoh-tokoh
revolusioner ini paham betapa pentingnya dukungan publik dan secara intuitif
tahu cara membangkitkan dan menyalurkan dukungan tersebut. Mereka menggunakan
pena, platform, ceramah, acara, simbol, tip-tip baru dan organisasi politik
dengan cara imajinatif dan kreatif. Dalam membangun dan mengorganisasikan opini
publik, Adam berasumsi bahwa “sebagian besar manusia dibimbing oleh perasaan
mereka ketimbang nalar mereka”. Dia
mengetahui bahwa opini publik berasal dari serangkaian kejadian atau acara dan
cara mereka menafsirkan kejadian/peristiwa tersebut dalam persoalan publik.
Adams menciptakan acara-acara untuk memenuhi kebutuhan tersebut jika tak ada
orang yang mendukung tujuan yang dicarinya.
Seorang
ahli sejarah menyebutkan Common Sense susunan Pine itu sebagai “kegiatan PR
terbesar di masa Revolusi” dan menyebutkan tiga aksi utama lain dari taktik yang
digunakan oleh kaum revolusioner:
Swaying Early Adapters: Samuel Adams dan
“The Committees of Correspondence.”
The White Paper: Thomas Paine dan “Common
Sense.”
The Product Launch Press Release: Thomas
Jefferson dan “Declaration of Independence”.
Peristiwa
penting berikutnya di bidang PR di negara baru ini adalah publikasi The
Federalist Paper, 85 surat yang ditulis untuk koran-koran antara 1787 dan 1788
oleh Alexander Hamilton, James Madison dan John Jay. Surat-surat itu berisi
desakan konstitusi, yang oleh salah seorang ahli sejarah disebut “kampanye
politik nasional pertama”.
c.
Perkembangan dan
perubahan
Perkembangan
dalam PR terkait langsung dengan pejuangan perebutan kekuasaan yang ditimbulkan
akibat gerakan reformasi politik. Gerakan ini yang merefleksikan gelombang
protes yang besar terhadap kelompok penguasa, merupakan agen katalis bagi
perkembangan praktik PR, sebab perebutan kekuasaan antara kelompok politik dan
ekonomi untuk meraih kekuasaan akan menyebabkan munculnya kebutuhan akan
dukungan publik.
PR
juga tumbuh ketika ada kebutuhan untuk mendapatkan penerimaan publik dan
utilisasi teknologi baru.
Awal
dari kampanye presiden dan fungsi sekretaris presiden yang jelas baru muncul
pada era Presiden Andrew Jackson. Pada akhir 1820-an dan awal 1830-an, orang
dari kalangan biasa mulai bisa memenangkan pemilihan dan sekolah publik yang
bebas mulai dibentuk. Perhatian terhadap politik bertambah besar karena liputan
pers. Rakyat mulai memiliki kekuatan politik, dan karenanya orang harus
berkampanye untuk mendapatkan dukungan rakyat. Pemerintah tak lagi milik kaum
bangsawan. Dengan bangkitnya demokrasi di Amerika, muncul pula kekuatan hak
asasi dan kekuatan individual. Pergulatan kekuasaan ini kemudian memunculkan
tokoh perintis PR di balik layar- Amos Kendall
Sejarah
PR ini dapat dipahami hanya dilihat dalam konteks krisis konflik kekuasaan dan
perubahan. Bukan kebetulan Jika kepentingan bisnis di masa lalu menganggap PR
penting ketika posisi kekuatan mereka terancam dan tertentang. Serta bukan
kebetulan juga ketika program tenaga kerja semakin diintensifkan ketika
dukungan publik terhadap serikat kerja menurun atau ketika perjanjian
perdagangan membuat muncul ancaman dari negara lain yang punya tenaga kerja
murah. Demikian pula, perkembangan PR dalam pemerintahan akan sangat intensif
pada saat krisis: Perang Dunia I, Depresi Besar dan Kebijakan New Deal, Perang
Dunia II, Perang Dingin dengan Uni Soviet, Perang Vietnam, Perang Teluk Persia,
dan perang global melawan terorisme setelah serangan 9-11 dan penggulingan
Saddam Husein.
d.
Asal Usul Press
Agentry
Ada
benarnya jika dikatakan bahwa PR berkembang dari press agentry, meskipun
pernyataan terlalu menyederhanakan masalah. Usaha sistematis untuk menarik
perhatian atau mengalihkan perhatian publik juga sudah setua usaha untuk
membujuk dan melakukan propaganda. Kebanyakan dari apa yang kita definikan
sebagai public relation sering kali disebut “press agentry” jika dipakai untuk
mempromosikan penyelesaian soal tanah di U.S West atau membangun ketokohan
politik.
e.
Praktik bisnis
Abad
ke-19 dua dekade terakhir memunculkan awal praktik lain di bidang PR yang
berkembang hingga sekarang. Dimana perkembangan industri, jalan kereta api, dan
utilitas di era pasca- Perang Sipil Amerika telah membuka jalan bagi PR untuk
berkembang di abad ke-20.
Mulai tahun 1897, istilah public relations mulai sering muncul di
literatur dalam kereta api dan pidato-pidato para penguasa jalan kereta api.
Terdapat pada buku Year Book of Railway Literature, yang diterbitkan American
Association of Railroads pada 1987, tujuan yang ditetapkan adalah,”mengawetkan
dalam bentuk tulisan semua paper atau pidato tentang public relations jalan
kereta api yang disampaikan setiap tahun, yang menagandung niai yang abadi.”
f.
Departemen Perusahaan
Pertama
Departemen
PR korporat pertama dibentuk pada tahun 1889 oleh George Westinghouse.
3.
Evolusi
Menuju Kemenangan
Tujuh periode utama perkembangan PR.
1.
Era Persemaian
(1900-1916), dari jurnalisme yang gemar membongkar ketidakberesan versus
publisitas defensif, dan dari reformasi politik yang luas dipromosikan oleh
Theodore Roosevelt dan Woodrow Wilson sampai penggunaan keahlian PR.
2.
Periode Perang Dunia I
(1917-1918), yakni era kekuasaan yang hebat dalam mengorganisasikan pengorbanan
semangat patriotisme: menjual obligasi perang, merekrut tentara, dan
mengumpulkan jutaan dollar untuk kesejahteraan
3.
Ledakan Era Duapuluhan
(1919-1929), saat prinsip dan praktik PR yang dipelajari selama perang
dimanfaatkan untuk mempromosikan produk, mendapatkan penerimaan publik untuk
menjalani perubahan setelah terkoyak oleh perang, memenangkan pertarungan
politik dan mengumpulkan jutaan dollar untuk sumbangan
4.
Era Roosevelt dan
Perang Dunia II (1930-1945), era yang didominasi oleh Franklin D. Roosevelt dan
penasihatnya, Louis McHenry Howe: Depresi Besar dan Perang Dunia II merupakan
peristiwa yang sangat berpengaruh besar dalam perkembangan praktik PR.
5.
Era Pasca Perang
(1946-1964), era penyesuaian bangsa yang bergeser dari ekonomi berorientasi
perang ke ekonomi berorientasi industri dan jasa, memimpin Dunia Bebas (era
diterimanya praktik PR secara luas) merupakan asosiasi profesional yang kuat,
awal pendidikan PR, dan kemunculan televisi sebagai media komunikasi pada saat
itu.
6.
Periode Protes dan
Pemberdayaan (1965-1985), munculnya protes mahasiswa dan aktivis terhadap
pencemaran lingkungan, diskriminasi ras dan gender, konsentrasi kekayaan dan
kekuasaan di tangan segelintir orang, Perang Vietnam, penyalahgunaan kekuasaan
oleh pejabat pemerintah, meningkatkanpengakuan akan tanggung jawab sosial dari
organisasi yang lebih responsif terhadap publik.
7.
Abad Digital dan
Globalisasi (1986-sekarang), dengan akselerasi teknologi tinggi, bertambahnya
saluran komunikasi, dan ekonomi dunia yang memuat kompetisi global,
interdependensi, interaksi langsung dan cepat dan terorisme.
Dari
akhir 1960-an, segala sesuatunya berubah. Pergeseran paradigma dalam masyarakat
ini mengubah praktik PR secara dramatis di akhir abad ke 20 dan awal abad ke
21. Teknologi baru mempercepat proses penyesuaian perkembangan PR.
Perkembangan Lembaga Humas di Indonesia
Parktik
humas atau PR telah ada sebelum kedatanagan Belanda. Contohnya usaha Penembakan
Senopati, pendiri Kerajaan Mataram untuk menyebarkan gosip yang pada dasarnya
dimaksudkan untuk menyaingi pengaruh para adipati di pesisir pantai utara jawa
yang kekuasaannya direstui oleh para sunan yang sangat disegani.
Namun, secara kelembagaan atau institusional,
humas atau PR diakui sejak terbentuknya Bakohumas (Badan Koordinasi Hubungan
Masyarakat) pada tanggla 13 Maret 1971.
Kemajuan humas di indonesia tergolong snagat cepat dan pesat. Hal ini
dikarenakan faktor, pertama cepatnya kemajuan teknologi, kedua pertumbuhan
ekonomi, dan ketiga kian hausnya masyarakat akan informasi yang akurat.
Semakin lama banyak bermunculan
lembaga-lembaga humas lainnya, biro-biro dan perusahaan yang membentuk praktik
humas atau PR. Sehingga perkembangan kelembagaan humas ini memberikan peran
penting dalam perkembanga profesi humas di Indonesia.
Daftar
pustaka
Cutlip,
Scott M.. ET AL. 2009. Effective Public
Relations Edisi Kesembilan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
Anggoro,
M. Linggar. 2008. Teori dan Profesi
Kehumasan serta Aplikasinya di Idonesia. Jakarta; Bumi Aksara.
No comments:
Post a Comment